Tahun 2007 AKB 160 Kasus & AKI 20 Kasus

Angka kematian ibu dan bayi di Kota Bandung setiap tahun terus mengalami peningkatan yang cukup tajam. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung selama tahun 2007 tercatat angka kematian bayi mencapai 160 kasus dan angka kematian ibu sebanyak 20 kasus. Sedangkan pada tahun 2005, angka kematian ibu sebanyak 8 kasus dan angka kematian bayi sebanyak 126 kasus.
Menurut Alwin Khafidhoh dari Bandung Institute of Governance Studies (BIGS), melalui siaran persnya, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator-indikator sensitive untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. AKI dan AKB ini menjadi isu penting dalam kebijakan pemerintah Indonesia terkait dengan pencapaian salah satu Millenium Development Goals (MDGs), yakni penurunan AKI dan AKB.
Alwin pun menyebutkan, pada Musrenbang Kota Bandung 2007, Pemerintah Kota Bandung menyatakan Indeks Kesehatan Kota Bandung sudah berada di atas rata-rata. Oleh karena itu, sejak 2007, Pemkot Bandung lantas memprioritaskan perencanaan anggaran untuk meningkatkan indeks daya beli
"Pada kenyataannya, berdasarkan data milik Dinas Kesehatan Kota Bandung,
jumlah kasus kematian ibu dan bayi pada 2007 masih tinggi," jelas Alwin.
Oleh sebab itu, menurut Alwin, kita perlu mengingatkan kembali kepada pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder agar lebih peduli terhadap kesehatan ibu, bayi,
dan anak. Pada bulan April ini merupakan momentum yang sangat strategis untuk itu.
"Kita diingatkan kembali akan nasib kurang beruntung yang dialami tokoh
yang amat peduli terhadap kaum perempuan, Kartini. Kartini meninggal
akibat pendarahan yang dialaminya pasca melahirkan. Suatu kondisi yang sebetulnya bisa dicegah dengan perencanaan kehamilan dan persalinan yang matang, termasuk keterlibatan tenaga kesehatan yang terampil." ujarnya.
Alwin mengatakan, kasus kematian bayi, dapat dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera (Inisiasi Menyusui Dini/ IMD). "Pemberian ASI pada satu jam pertama sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi. Ibu menjadi cepat pulih pasca
melahirkan, sementara sang bayi juga semakin kuat kekebalannya," terangnya.
Karena itu, BIGS bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Bandung, Women Initiative for Society Empowerment (WISE), dan Paramitra Lingkungan (Pamitran), mengajak pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder untuk lebih peduli terhadap kualitas kesehatan ibu, bayi, dan anak. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat penting untuk mendorong masyarakat akan manfaat pemeriksaan kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak. Pemerintah yang peduli tentu akan mengefektifkan alokasi anggaran demi meningkatkan kualitas kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak.
"Lewat rangkaian acara Pemeriksaan Kesehatan Seribu Ibu Hamil Kota Bandung, kami berharap seluruh stakeholder semakin sadar akan pentingnya kerja sama antar stakeholder untuk menurunkan AKI dan AKB,” bebernya. (SG)**

Komentar