Pendongeng Ulung Hans Christian Andersen

Sungguh beruntung Hans Christian Andersen mempunyai orangtua yang sejak kecil selalu mendongengkan cerita rakyat Denmark. Berkat pengalamannya, Andersen berhasil menulis 156 cerita dongeng. Dari angka tersebut, 12 cerita dituliskan berdasarkan cerita rakyat Denmark, yang selalu ia dengar dari kedua orangtuanya, Anne Marie Andersdatter dan Hans Andersen.
Cerita dongeng yang ditulis Andersen memang banyak berisi pesan-pesan moral yang universal. Tidak mengherankan, jika karya-karyanya itu diterjemahkan ke dalam 147 bahasa di dunia. Hasil karyanyapun tidak sebatas cerita untuk anak-anak saja, melainkan juga banyak dibaca oleh orang dewasa di seluruh dunia.
Andersen lahir di kawasan kota kumuh Odense, Denmark. Andersen lahir pada tanggal 2 April 1805. Ayahnya seorang pembuat sepatu yang miskin. Sementara ibunya, bekerja sebagai buruh cuci. Meskipun lahir di lingkungan miskin, Andersen sejak kecil sudah mengenal berbagai cerita dongeng. Andersen juga akrab dengan pertunjukkan sandiwara, padahal ia tidak mengenal bangku sekolah. Dari sang ibulah, Andersen mengenal cerita-cerita rakyat Denmark.
Ayahnya merupakan seorang pencinta sastra. Ayahnya kerap mengajak Hans menonton pertunjukkan sandiwara. Dalam sebuah otobiografi yang ditulis Andersen berjudul The True Story of My Life, Andersen menulis,”Ayah memuaskan semua dahagaku. Ia seolah hidup hanya untukku. Setiap minggu ia membuatkan gambar-gambar dan membacakan cerita-cerita dongeng. Hanya pada saat inilah aku melihat ayah begitu riang. Sesungguhnya ayah tak pernah bahagia dalam kehidupannya sebagai pengrajin sepatu”. Pada tahun 1816 ayahnya meninggal. Semenjak suaminya meninggal, sang ibu hidup tidak karuan. Belakangan ia terjebak menjadi pemabuk berat. Pada tahun 1833 ia pun meninggal dunia di sebuah panti jompo.Andersenpun melukiskan sosok sang Ibu dalam berbagai novelnya, seperti novel yang berjudul Hun Duede Ikke.
Semenjak kedua orangtuanya meninggal, Andersen mengalami masa-masa sulit. Saat itu lah, Andersen bertemu dengan Raja Denmark, Frederick VI, yang tertarik dengan penampilan Hans muda. Raja Denmark mengirimkan Andersen untuk bersekolah di Slagelse dan Elsinore hingga tahun 1927. Sebelum sekolah, ia menerbitkan jilid pertama karyanya yang berjudul The Gost at Palnatoke’s Gravmae tahun 1822.
Selesai sekolah bahasa tersebut, ia beruntung melanjutkan studi ke Universitas Kopenhagen. Salah seorang direktur Royal Theater, Jonas Collin, mendesak dia menjalani pendidikan. Collin yang membiayai kuliah hingga tamat. Pada tahun 1828 Hans Christian menulis kisah perjalanan yang berjudul Fodreise fra Holmens Kanal Til Ostpynten af Amager (Berjalan kaki dari Kanal Holmen ke Titik Timur Amager). Kisah ini mendapat sambutan yang luar biasa.
Walaupun novel-novelnya mendapat sambutan yang luar biasa, namun Andersen di dunia justru menjulang sebagai penulis dongeng anak-anak Andersen meluncurkan cerita anak-anak Tales for Children dalam bentuk buku saku berharga murah. Lalu kumpulan cerita bertajuk Fairy Tales and Story.
Serial anak-anaknya yang kebanyakan terbit pada hari Natal itu tidak hanya kisah-kisah yang dibuat olehnya. Andersen juga mengungkap kembali dongeng anak-anak yang kerap didengarnya semasa kecil. Dua dari cerita dongengnya yang amat kesohor, The Little Mermaid dan The Emperor,S New Clothes. Tujuh dongengnya yang lain Little Ugly Duckling, The Tinderbox, Little Claus and Big Claus, Princess and The Pea, The Snow Queen, The Nightingale dan The Steadfast Tim Soldier, yang dikenal di berbagai belahan dunia sebagai cerita yang kerap didongengkan pada anak-anak.
Ratusan karya telah Andersen tulis, baik dalam cerita dongeng ataupun novel. Keberhasilannya inilah, berkat didikan dari orangtuanya, Hans Andersen dan Anne Marie. Keduanya telah mengantarkan Andersen menjadi pendongeng ulung hingga dikenal di seluruh pelosok dunia. (SG)**

Komentar